Sejarah Awal Mula Singkong
Dikutip Dari Wikiedia.com
Singkong disebut juga dengan ketela poho atau ubi kayu dalam bahasa Sunda disebut Hui,
Manihot esculenta pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa prasejarah di Brazil dan Paraguay,
sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari
spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di
Brasil selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar M. esculenta
dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis budidaya
singkong justru banyak ditemukan di kebudayaan Indian Maya, tepatnya di
Meksiko dan Elsavador.
Produksi singkong dunia diperkirakan
mencapai 192 juta ton pada tahun 2004. Negeria menempati urutan pertama
dgn 52,4 juta ton, disusul Brazil dgn 25,4 juta ton. Indonesia menempati
posisi ketiga dgn 24,1 juta ton, diikuti Thailand dgn 21,9 juta ton. Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Di Indonesia Sendiri Singkong Mulai ditanam Secara komersial Sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brazil. Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852.
Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875,
singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian
Pulau Jawa, tapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun
juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan
makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya,
sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun
1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad
ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas.
Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk
Pulau Jawa yang pesat.
Indonesia pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung tapioka terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2 pengolahan
singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku Lem dan Permen karet, industri tekstil dan Furniture.
Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama "Ketela" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "castilla" (dibaca "kastiya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Pengolahan
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk Asam sianida
(HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis
menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50
kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat
secara efektif menurunkan kadar racun.
Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji).
Penggunaan
Dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.
Kadar gizi
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
- Kalori 121 kal
- air 62,50 gram
- Fosfor 40,00 gram
- Karbohidrat 34,00 gram
- Kalsium 33,00 miligram
- Vitamin C 30,00 miligram
- Protein 1,20 gram
- Besi 0,70 miligram
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,01 miligram
Sedangkan daun singkong yang banyak dijadikan sayuran pada masakan sunda dan masakan padang memiliki nutrisi sebagia berikut:
Nutrisi | Satuan | Kadar |
---|---|---|
Protein | gram | 6.8 |
Kalsium | mg | 165 |
Fosfor | mg | 54 |
Besi | mg | 2.0 |
Vitamin A | IU | 11000 |
Vitamin C | mg | 275 |
Tag :
Semua tentang singkong
0 Komentar untuk "Sejarah Singkong"